Jumat, 03 Oktober 2014

METODE  DISKUSI UNTUK PEMBELAJARAN
 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah
Metodologi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr.H. Wawan Ahmad Ridwan, M.Ag











Oleh:
Teti Suyanti
(14121120021)
Semester: IV
Kelas: PAI-A

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI  (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Karena makin baik metode mengajar, maka makin efektif pula pencapaian tujuan.
Didalam kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan guru  untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan, sehingga metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam suatu tujuan.
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa metode yang digunakan dalam mentransfer materi baik dari guru kesiswa, ataupun dari siswa itu sendiri, antara lain dengan metode ceramah, diskusi, tanya-jawab, penemuan terbimbing, metode permainan dan beberapa metode-metode lainnya. Namun metode yang sering digunakan oleh pendidik dalam kegiatan PBM adalah metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan. Dimana metode diskusi itu sendiri  dipandang efektif untuk menggali potensi siswa supaya dapat belajar dengan lebih aktif. Sedangkan metode permainan sendiri merupakan alternative lain agar siswa tidak jenuh dalam menerima pelajaran Maka tidak salah apabila metode diskusi dan permainan menjadi pilihan para guru untuk melatih dan mengembangkan kemampuan siswa-siswinya.
Pentingnya metode pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu untuk menunjang keberhasilan dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami akan paparkan beberapa ulasan mengenai metode pembelajaran diskusi.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian metode pendidikan?
2.      Apakah pengertian metode diskusi?
3.      Apakah tujuan metode diskusi?
4.      Apa sajakah jenis-jenis metode diskusi?
5.      Apa sajakah relevansi metode diskusi?
6.      Apa sajakah langkah-langkah metode diskusi?
7.      Bagaimana metode diskusi untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
8.      Apa sajakah kelebihan dan kekurangan metode diskusi?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian metode pendidikan.
2.      Untuk mengetahui pengertian metode diskusi.
3.      Untuk mengetahui tujuan metode diskusi.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis metode diskusi.
5.      Untuk mengetahui relevansi metode diskusi.
6.      Untuk mengetahui langkah-langkah metode diskusi.
7.      Untuk mengetahui metode diskusi untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
8.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode diskusi.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pendidikan
Menurut Ahmad Tafsir yang dimaksud dengan metode pendidikan ialah
semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kata-kata “metode” diartikan
secara luas, karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud di sini mencakup juga metode mengajar. (Thoha, 1999: 1)


B.     Pengertian Metode Diskusi
Menurut Killen tahun 1998, Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan tersebut biasanya timbul dari asumsi: 1) diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya karena interaksi antar siswa muncul secara spontan sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan, 2) diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang padahal waktu pembelajaran didalam kelas sangat terbatas sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru, karena dengan perencanaan dan persiapan yang yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari. (Majid, 2013: 200).

C.     Tujuan Metode Diskusi
1.    Menanamkan dan mengembangkan keberanian untuk mengemukakan ide sendiri,
2.    Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan-pertimbangan pendapat yang mungkin saja berbeda anatara yang satu dan yang lain,
3.    Melatih diri menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah karena masalahnya benar-benar dimengerti, bukan karena paksaan atau terpaksa menerima, atau karena kalah dalam pemungutan suara,
4.    Memberikan suasana kelas yang hidup, mendekati suasana kehidupan sehari-hari yang sesungguhnya. (Ahmadi, 2005: 93).


D.    Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:
a.       Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai pserta diskusi.
b.      Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok, jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
c.       Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
d.      Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang penulis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan pendengar.
e.       Seminar
Seminar merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sjumlah orang utnuk melakukan kajian dan pembahasan suatu masalah (topik/tema) melalui gagasan pikiran dan tukar pendapat yang dipandu oleh seorang ahli.
f.       Lokakarya
Kegiatan lokakarya adalah bentuk pertemuan yang membahas masalah praktis atau teknis atau operasional yang biasanya merupakan tindak lanjut dari hasil seminar sehingga hal-hal yang bersifat konseptual dapat diturunkan kedalam suatu produk yang siap untuk dikembangkan atau dilaksanakan. (Majid, 2013: 201-203).


E.     Relevansi Metode Diskusi
Teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak:
1.      Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimilki) oleh para siswa,
2.      Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing,
3.      Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai,
4.      Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah,
5.      Membantu para siswa belajar menilai kemmapuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain),
6.      Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagi masalah yang di “lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah,
7.      Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut. (Suryosubroto,1997: 180-181).


F.      Langkah-langkah Metode Diskusi
1.    Perencanaan atau persiapan diskusi:
a.    Tujuan diskusi  harus jelas, agar pengarahan disukusi lebih terjamin,
b.    Peserta diskusi harus memenuhi persyaratn tertentu, dan jumlahnya disesuaikan dengan sifat disukusi itu sendiri:
c.    Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas,
d.   Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.
2.    Pelaksanaan diskusi
a.    Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris,anggota).
b.    Membagi-bagi tugas dalam diskusi,
c.    Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi,
d.   Mencatat ide-ide atau saran-saran yang penting,
e.    Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta,
f.     Menciptakan situasi yang menyenangkan.
3.    Tindak lanjut diskusi
a.    Membuat hasil-hasil atau kesimpulan dari diskusi,
b.    Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya,
c.    Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusitersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi ynag akan datang. (Sudjana, 2002: 80).


G.    Metode Diskusi untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003 ”pembelajaran” adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. (UU RI Nomor. 20, SISDIKNAS,2003:  5).
Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan  nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. (Muhaimin, 2005: 7)
Berhasil atau tidak suatu pendidikan agama, terutama pemdidikan agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah umum salah satunya adalah karena guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan siswa. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa supaya siswa merasa senang dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Metode merupakan hal yang penting dalam suatu pembelajaran, bukan hanya pada zaman sekarang saja, sejak zaman kenabian telah diperintahkan dalam menyampaikan suatu ilmu haruslah dengan menggunakan metode. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. An-Nahl: 125) ( A. Soenarjo, 1971: 458).
Metode diskusi biasanya erat kaitannya dengan metode lainnya, misalnya metode ceramah, karyawisata dan lain-lain karena metode diskusi ini adalah bagian yang terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (Problem Solving).                                                                    
Dalam dunia pendidikan metode diskusi ini mendapat perhatian karena dengan diskusi akan merangsang murid-murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.
Proses hidup dan kehidupan manusia sehari-hari khususnya di bidang pendidikan seringkali dihadapkan kepada persoalan-persoalan, dimana persoalan tersebut kadang-kadang tak dapat dipecahkan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu cara saja, akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahan yang berupa jalan yang terbaik (alternatif terbaik).
Oleh karena itu, metode diskusi bukanlah percakapan atau debat biasa saja,tapi diskusi timbul karena ada masalah yang mermerlukan jawaban atau jawaban yang bermacam-macam. Dalam metode diskusi ini peranan guru sangat penting dalam rangka menghidupkan kegairahan murid berdiskusi. Jelas diperlukan diantaranya:
1)      Guru atau pemimpin diskusi harus berusaha semaksimal mungkin agar semua murid (anggota diskusi) turut aktip dan berperan dalam diskusi tersebut.
2)      Guru atau pemimpin diskusi sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan, sehinga diskusi tersebut berjalan lancardan aman.
3)      Membimbing diskusi agar sampai kepada suatu kesimpulan. Guru atau pimpinan diskusi perlu ada keterampilan mengumpulkan hasil-hasil pembicaraan
 Pimpinan diskusi yang baik akan dapat menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, dan sudah dipersiapkan tindakan untuk mengatasi hal-hal negatif yang mungkin timbul dalam diskusi. Fungsi diskusi antara lain:
1)      Untuk merangsang murid-murid berpikir dan mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama.
2)      Untuk mengambil satu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang saksama. (Drajat, 2001: 289-293).

Salah satu contoh pembelajaran yang menggunakan metode diskusi adalah pemebelajaran fiqih, karena fiqih banyak mengandung perbedaan pendapat dari para ulama’ yang tidak mudah dipahamai dengan cara meniadakan metode diskusi dalam pembelajaran fiqih.
Perhatian para ahli pendidikan Islam terhadap diskusi ini cukup banyak, diantaranya menurut al-Thusi sebagaimana dikutif oleh M. Jawwad Ridla.
Penuntut ilmu perlu berdiskusi dan berdialaog-diskursif, ia seharusnya mempunyai keinsafan (ketulusan mengakui kekurangan diri), dan kesediaan berefleksi sehingga dapat mengendalikan diri dan tidak emosional. Sebab diskusi dan dialog-diskursif pada dasarnya adalah musyawarah, dan musyawarah memerlukan hal tersebut.(Muhammad Jawwad Ridla,2002: 211)
Contoh penerapan dari langkah-langkah metode diskusidalam pembelajaran fiqih adalah sebagai berikut.
1.         Guru  mengemukakan masalah yang berkenaan dengan shalat
2.         Guru  memanggil peserta diskusi
3.         Peserta didik berdiskusi dalam satu forum diawasi oleh guru yang mengampu pelajaran fiqih
4.         Siswa  mempersentasikan bab shalat (rukun dan syarat)
5.         Setelah presentasi selesai kemudian moderator membuka kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya
6.         Presentator menjawabnya dan menanggapi hal-hal yang terkait
7.         Kemudian siswa melaporkan hasil dari permasalahan dan alternatif jawabannya kepada guru, seandainya belum menemukan titik temu, maka guru yang berkewajiban mencari hasil jawaban atas permasalahan tersebut
8.         Pada akhir season diskusi forum ditutup dan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disertai jawaban  dikumpulkan kepada guru sebagai laporan diskusi.


H.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Kelebihan-kelebihan:
1.      Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar,
2.      Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing,
3.      Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah,
4.      Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri,
5.      Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. (Suryosubroto, 1997:185).
Kekurangan-kekurangan:
1.         Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya,
2.         Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya,
3.         Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang “menonjol”,
4.         Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan,
5.         Diskusi yang mendalam memerlukan waktu ynag banyak, siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermafaat,
6.         Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya,
7.         Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya,
8.         Jumlah siswa didalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya. (Suryosubroto, 1997:186).




BAB III
PEBUTUP
A.    Simpulan
Metode pendidikan ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
Jenis metode diskusi sebagai berikut. Diskusi Kelas, Diskusi kelompok kecil, Simposium, Diskusi panel, Seminar, Lokakarya.
Relevansi Metode Diskusi, Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimilki) oleh para siswa.
Langkah-langkah Metode Diskusi, Perencanaan atau persiapan diskusi, Pelaksanaan diskusi dan Tindak lanjut diskusi.
Salah satu contoh pembelajaran yang menggunakan metode diskusi adalah pemebelajaran fiqih.
Kelebihannya: Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar,Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing. Sedangkan Kekurangannya: Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya,











DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi,Abu.Joko Tri Prasetyo.2005.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.

Drajat,Zakiah.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Majid,Abdul.2013.Strategi Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad Jawwad Ridla.2002.Tiga Aliran Uama Pendidikan Islam.Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Muhaimin.2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Raja Gravindo
Persada.

Soenarjo A. 1971.Al-Qur’an dan Terjemah.Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Quran.

Sudjana,Nana.2002.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suryo subroto,1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Thoha,Chabib.dkk.1999.Metodologi Pengajaran Agama.Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.

UU RI Nomor. 20, SISDIKNAS beserta Penjelasannya (Bandung: Citra Umbara, 2003),



Tidak ada komentar:

Posting Komentar